Cerpen: Malin Kundang

Cerita Malin Kundang bermula dari kehidupan Malin, anak tunggal Datuk Alang Sakti dan Sari Mayang, seorang nelayan di Pantai Air Manis. Ayah Malin meninggal saat ia masih kecil karena diracuni oleh paman Meringgi selama berlayar. Kepergian ayah membuat mereka miskin, dan Malin diasuh oleh ibunya yang berprofesi sebagai penjual lemang dan pengumpul kayu.

Meski hidup sederhana, Malin disayangi oleh ibunya dan tidak pernah dibiarkan bermain di tepi pantai. Ia kemudian dikenal sebagai Malin Kundang, nama yang merujuk pada kebiasaan ibunya yang selalu mengundangnya ke mana pun.

Konflik cerita Malin Kundang dimulai, saat Malin berusia lima belas tahun ketika dirinya meminta izin untuk merantau. Dengan berat hati ibunya pun melepas kepergiannya dengan memberinya sekantung uang emas dari peninggalan ayahnya.

Tujuh tahun berlalu, ibu Malin menunggu dengan harapan anaknya akan kembali. Kabar datang bahwa Malin telah menikah dengan putri bangsawan Ambun Sori, anak saudagar kaya Karaeng Galesong. Ibu Malin gembira dan berdoa agar Malin segera pulang.

Hingga pada suatu hari, sebuah kapal mewah mendekat. Di anjungan terlihat sepasang orang muda dengan pakaian berkilauan yakni Malin dan Ambun Sori. Saat sudah sampai di bibir pantai, kedua pasangan itu turun dari kapal.

Orang kampung menyambut mereka meriah, termasuk ibu Malin yang sangat berharap kepulangan anaknya. Namun, ketika Malin melihat ibunya yang tua dan compang-camping, ia menolak mengakuinya. Malin bahkan mendorong ibunya hingga terjatuh, menyebabkan ibunya sangat terkejut dan terluka. Malin menolak mengakui hubungan mereka karena malu kepada istrinya.

Ibu Malin, terluka dan terbaring sendirian, berdoa kepada Tuhan agar Malin dijadikan batu. Tak lama setelahnya, datang badai besar yang mengerikan.

Ombak bergulung-gulung, dan pada pagi hari setelah badai mereda, di kaki bukit terlihat kepingan kapal yang telah berubah menjadi batu. Seperti doa ibunya, Malin Kundang menjadi batu sebagai hukuman karena keingkarannya dan perlakuan kasarnya terhadap ibunya yang sudah tua.

Postingan populer dari blog ini

KONFLIK MEI 1998

KONFLIK ACEH

Cerpen : Kehadiranmu Mengubahku